Mengenal MIA, Museum Islam Termegah di Dunia yang Ada di Qatar
Museum of Islamic Art (MIA) adalah sebuah mahakarya arsitektur dan budaya yang menampilkan keindahan dan kekayaan seni Islam. Terletak di ujung Corniche yang panjangnya tujuh kilometer di Kota Doha, Qatar, museum ini adalah bukti nyata dari perpaduan antara tradisi dan modernitas.
Leoh I. M. Pei, arsitek jenius berkebangsaan Amerika Serikat kelahiran China, adalah otak di balik desain megah ini, yang ia rancang pada usia 91 tahun menunjukkan bahwa kreativitas tidak mengenal batas usia.
Mengutip laman resminya, Museum of Islamic Art, museum ini dibuka pada tahun 2008, MIA merupakan salah satu proyek pertama yang diinisiasi oleh Qatar Museums. Museum ini tidak hanya menawarkan pemandangan panorama kota Doha yang memukau, tetapi juga telah menjadi ikon arsitektur yang menonjol di garis pantai kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalamnya, MIA menampung berbagai galeri yang menampilkan koleksi yang luas dan beragam, mencakup karya-karya Islam dari Asia, Eropa, dan Afrika, beberapa di antaranya berasal dari abad ke-7 Masehi.
Koleksi permanen MIA, yang mencakup lebih dari 1.400 tahun sejarah, termasuk manuskrip, kerajinan logam, keramik, perhiasan, kayu, tekstil, koin, batu mulia, dan kaca, adalah bukti dari dedikasi dan upaya yang tak kenal lelah dalam mengumpulkan kekayaan budaya ini sejak akhir tahun 1980-an.
Bangunan utama MIA memiliki lima tingkat, dengan bagian utara bangunan yang ditutupi dengan fasad kaca yang terlindung di bawah kubah besar dan sebuah menara. I.M. Pei memilih batu kapur berwarna krem untuk menutupi bagian luar bangunan, menciptakan penampilan yang berubah-ubah seiring berjalannya waktu setiap hari, seakan bangunan ini bernapas bersama waktu.
Di dalam MIA, kamu akan menemukan hiasan yang menggambarkan seni Islam, dengan lampu-lampu gantung metalik yang menghiasi langit-langit, terutama di dekat tangga utama menuju lobi.
Inspirasi dari Masjid Ibnu Tulun terlihat dalam elemen-elemen arsitektural utama museum, namun diinterpretasikan dalam gaya arsitektur post-modern yang menampilkan keunikan dalam ketidakteraturannya, menciptakan dialog antara masa lalu dan masa kini.
Desain arsitektur MIA telah menjadi ciri khas dari lanskap Doha, dengan pola-pola Islam tradisional seperti kubah, pola geometris, lengkungan, dan fitur air yang berpadu dengan arsitektur modern untuk menghasilkan museum yang menjadi simbol di Qatar.
![]() |
Bagi kamu yang tidak dapat mengunjungi secara langsung, MIA menawarkan tur virtual 3D yang memungkinkan pengunjung untuk mempertimbangkan objek secara dekat dari semua sudut dan dimensi, untuk melihat sejarahnya, dan untuk mempelajari informasi tentang setiap karya secara mulus.
Di lantai atas museum, juga terdapat restoran IDAM oleh chef terkenal Alain Ducasse, yang merayakan standar tinggi dan kecanggihan yang terinspirasi dari zaman keemasan Islam.
MIA tidak hanya menjadi tempat untuk mengagumi koleksi seni, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan kegiatan komunitas. Museum ini menyediakan program pendidikan untuk sekolah, keluarga, dan acara yang melibatkan audiens dari segala usia. Beberapa kegiatan yang menarik termasuk tur kurator, workshop untuk anak-anak dan remaja, serta kegiatan keluarga selama bulan Ramadhan.
Museum ini juga menyelenggarakan pameran sementara yang menyoroti warisan budaya Islam dari seluruh dunia, seperti pameran "Fashioning an Empire: Textiles from Safavid Iran" yang berlangsung hingga 22 Juni 2024. Untuk informasi lebih lanjut atau untuk merencanakan kunjungan kamu, kamu dapat mengunjungi situs web resmi MIA.
(anm/wiw)(责任编辑:知识)
- Program Makan Siang di Jepang, Menu Sehat Sesuai Standar Ahli Gizi
- Jakarta Bakal Dipenuhi CCTV! Rano Karno: Anggaran Rp380 Miliar Siap Digelontorkan
- Bonus Demografi Energi: Kisah Anak Muda yang Mengubah Indonesia Jadi Lebih Hijau
- Dishub DKI: Rute Transjabodetabek Bakal Ditambah dari Pusat Kota Tangerang dan Tangsel
- Masuk Ancol Gratis Selama Bulan Ramadan, Begini Caranya
- FOTO: Kala Dior Melintasi Waktu ke Masa Lalu di Paris Fashion Week
- Rambut Gondong Muka Kucel, Begini Tampang Penculik Anak Perempuan di Pasar Rebo
- Revitalisasi Pasar Ngadiluwih Ditargetkan Selesai Desember 2025
- Sandiaga Buka Suara RI Turun ke Posisi 5 Destinasi Populer di ASEAN
- Terobosan Transportasi Jabodetabek: Transjakarta Ekspansi Besar
- Hardiknas: Bank Mandiri Perkuat Pilar Sosial ESG Lewat Inisiatif Pendidikan Inklusif
- Oknum TNI Diduga Bunuh Wanita Muda di Sorong Papua, Koarmada III: Tak Ada Toleransi!
- FOTO: Gaya Bertabur Zamrud Ratusan Miliar ala Nita Ambani
- Terobosan Transportasi Jabodetabek: Transjakarta Ekspansi Besar
- FOTO: Keanggunan Anggrek yang Menginspirasi Fashion
- 4 Oknum Polisi Disidang Etik, AKP hingga Brigadir Didemosi Terkait Dugaan Pemerasan Penonton DWP
- Geger di Gedung DPRD DKI Jakarta, Inisial 'NS' Diduga Pelaku Pelecehan, Siapa Dia?
- Bongkar Muat Biang Kerok Macet Parah di Tanjung Priok! Polisi Siapkan Jalur Alternatif
- Disebut Ancam Miryam, Azis Syamsuddin dan Masinton Kompak Jawab 'Enggak'
- Ikuti Halal Bihalal Lingkungan, Mas Dhito Dikenal Sosok yang Ramah dan Penghobi Vespa