Prabowo Nilai Program Studi Banding ke Luar Negeri Tidak Perlu, Ini Kata Ekonom
JAKARTA,quickq苹果版ios下载 DISWAY.ID --Dalam rangka memastikan penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dapat berjalan secara efisien, Presiden Prabowo Subianto meminta agar program-program yang tidak terlalu penting untuk ditiadakan.
Dalam keterangannya, Presiden Prabowo menyebutkan bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang bersifat seremonial, salah satu contohnya adalah program studi banding ke luar negeri.
“Fokus kita adalah pembangunan ekonomi, saya minta efisiensi,” ujar Prabowo dalam keterangan resminya pada Rabu 24 Oktober 2024.
BACA JUGA:Wapres Gibran Tinjau Proyek JSDP WIKA, Tekankan Rampung Tepat Waktu dan Berualitas Terbaik
BACA JUGA:Krista Exhibitions Siap Dukung Pertumbuhan Industri Kreatif di Indonesia, dengan Gelar PRO AVL 2024
Menanggapi pernyataan Presiden Prabowo ini, Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menyatakan bahwa usulan Prabowo ini merupakan langkah yang tepat.
Menurutnya, studi banding, meskipun memiliki tujuan positif untuk memperluas wawasan dan mengadopsi praktik terbaik dari negara lain, sering kali menjadi bahan kritik karena efektivitasnya dalam penerapan di lapangan masih dipertanyakan.
Bahkan, tidak jarang kegiatan tersebut dilihat lebih sebagai "tamasya" ketimbang suatu bentuk investasi strategis untuk memperbaiki tata kelola atau kebijakan yang lebih baik di Indonesia.
BACA JUGA:Perilaku Gen Z Beri Keuntungan Perbankan, Layanan Online Buat Tak Bergantung dengan Kantor Cabang
BACA JUGA:Pendidikan era Prabowo Fokus ke Bidang STEM, Siswa Diajari Matematika sejak TK?
“Dengan mengurangi atau bahkan menghilangkan anggaran studi banding yang dianggap tidak relevan, tentu akan ada ruang yang lebih besar untuk dialokasikan ke hal-hal yang lebih prioritas,” ujar Achmad saat dihubungi oleh Disway pada Kamis 24 Oktober 2024.
Kendati begitu, Achmad juga meminta agar pihak-pihak yang terkait untuk mencermati perihal penghapusan program studi banding ini dari konteks yang lebih luas.
Menurutnya, meskipun pembatasan studi banding dapat menghemat anggaran dalam jumlah yang signifikan, persoalan besar sebenarnya terletak pada struktur pemerintahan yang terlalu besar, atau yang sering disebut sebagai "kabinet obesitas.”
“Kabinet yang gemuk ini telah menciptakan beban keuangan yang tidak sedikit. Banyak kementerian dan lembaga yang mungkin fungsinya bisa digabungkan, tetapi justru tetap dipertahankan untuk kepentingan politik,” pungkas Achmad.
- 1
- 2
- »
下一篇:FOTO: Semarak Festival CiLung 2024 di KBT Sambut Hari Sungai Nasional
相关文章:
- JPU PN Jember Tuntut Tersangka Pasangan Sejenis 1 Tahun Penjara
- Kontraktor Kasih 25 Ekor Sapi ke Zumi Zola, Katanya Cuma Niat Baik, Hmm...
- Respons Budi Gunawan saat Prabowo Beri Dukungan untuk Ahmad Luthfi
- Neurorestorasi Mayapada Hospital, Harapan Baru bagi Penyintas Stroke
- Viral Influencer Bikin Sunscreen Homemade, Memang Aman?
- Kota Ini Paling Bahagia di Dunia, tapi Namanya Kurang Familiar
- Anies Tunjuk Napi Jadi Bos TransJakarta, Gak Salah Tuh?
- MIND ID Targetkan Turunkan Emisi 21,4% pada 2030, Ini Jurusnya
- Mengenal Beach Club Gunung Kidul, Digadang Jadi yang Terbesar di RI
- Ramuan Ini Ampuh Usir Cacing di Kamar Mandi
相关推荐:
- Wapres Yakin Pembangunan IKN Tak Terganggu Usai Kepala dan Wakil Otorita Mundur
- Herwyn Minta Masyarakat Lapor Jika Temukan Pemilih Tak Penuhi Syarat
- Gubernur Kalsel Muncul H
- Bobot Penilaian SKB CPNS 2024 Berapa? Berikut Informasinya
- Momen AHY Hormat Kepada Jokowi
- Respons Budi Gunawan saat Prabowo Beri Dukungan untuk Ahmad Luthfi
- Kemenko PMK Anugerahi Penghargaan Atas Aksi Nyata PNM Percepat Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
- Ceroboh! Bisa Dipidana Kamu Anies
- Burger Termahal di Dunia Seharga Rp87 Juta, Dilapisi Emas dan Kaviar
- Ingin Tubuh Sehat Menyeluruh, Harus Berapa Lama Jalan Kaki per Hari?
- Soal Konflik di Papua, TNI: OPM Wajib Diserang, Prajurit TNI Tak Boleh Ragu!
- Alasan Tak Perlu Makeup saat Naik Pesawat, Bahaya buat Kulit
- WhatsApp Tak Perlu Nomor HP, Cukup Pakai Username Aja!
- Lima Pengedar Sabu Terciduk BNNP Kaltim
- Apakah 1 Suro Sama dengan 1 Muharram? Simak Penjelasannya
- BPH Migas Turun Tangan Atasi Tersendatnya BBM di Bengkulu
- Profil dan Riwayat Pendidikan Titiek Soeharto, Lulusan UI Bertengger di Dapil DIY, Lolos ke DPR
- Kapolri Enggan Komentari Laporan SBY
- Golden Visa dan Harapan Peningkatan Jumlah Wisatawan Berkualitas ke RI
- Heboh Roti Pakai Pengawet Kosmetik, Berapa Umur Simpan Roti yang Aman?