Peringati Penyerangan Novel Baswedan, Pegawai KPK Lakukan Aksi ini...
Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar aksi berdiam diri selama 700 detik untuk memperingati hari ke-700 peristiwa penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang jatuh pada Selasa (12/3).
Aksi tersebut berlangsung di depan lobi gedung KPK. Para peserta aksi tampak duduk dan memakai masker serta ada juga yang memegang poster bertuliskan "Aksi Diam 700 Hari Pasca Penyerangan Novel Baswedan".
Baca Juga: Dua Pegawai KPK Diserang, Reaksi Novel Baswedan...
Para peserta aksi juga memegang "light stick" sebagai penerang. Dalam aksi itu, lampu yang berada di lobi maupun ruang pers juga dimatikan selama aksi itu berlangsung.
"700 hari penyerangan Novel Baswedan berlalu tanpa ada tindakan apa-apa terhadap pelaku maupun dalang intelektual di balik teror penyiraman air keras pada penyidik KPK Novel Baswedan," kata Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo sebelum aksi itu berlangsung di depan lobi gedung KPK, Jakarta, Selasa.
Sampai dengan hari ke-700 ini, kata Yudi, pelaku masih bebas beraktivitas, merdeka, tanpa adanya efek jera, sementara negara beserta seluruh alat kelengkapan penegakan hukum yang dimiliki seakan dibuat tak berdaya dan tidak mampu berbuat apa-apa di hadapan kejahatannya.
"Bahkan mungkin hal ini malah menjadi inspirasi bagi banyak calon-calon pelaku teror lainnya untuk melakukan hal sama. Hukum dan keadilan dibuat tidak berdaya oleh penyerang Novel Baswedan, kenyataan tragis yang terjadi di tengah ribuan janji-janji mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia," ucap Yudi.
Novel Baswedan diserang oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Pelaku menyiramkan air keras ke kedua mata Novel sehingga mengakibatkan mata kirinya tidak dapat melihat karena mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya.
(责任编辑:热点)
- Dermaster Perkenalkan Perawatan Holistik Melalui Tes Genetik Dermagene
- Mahasiswa PPDS Unpad Lecehkan Pasien RSHS Bandung, Kemendiktisaintek: Penyimpangan yang Parah
- Kemenhub Cetak Instruktur Penerbangan Kelas Dunia Lewat Diklat GSI
- Pertamina Kerahkan 64 Mobil Tangki untuk Amankan Distribusi BBM Bengkulu
- Apa Benar Iuran BPJS Kesehatan Bisa Dicairkan Jika Tak Pernah Sakit? Ini Jawabannya
- Duka di Papua, 11 Jenazah Diduga Korban KKB Selesai Diserahkan ke Keluarga
- 5 Kebiasaan yang Menyebabkan Ambeien, Nongkrong Lama di Toilet
- Moeldoko: Saya Punya Istri, Punya Anak, Nanti jadi Beban Mereka
- Presiden Segera Panggil Kapolri, Minta Kasus Novel Diungkap Secara Gamblang
- Ada 350 Juta Nomor SIM Card di Indonesia, Pemerintah Lakukan Pendataan Ulang Lewat eSIM
- Lucky Hakim Tegaskan Liburan ke Jepang Pakai Dana Pribadi, Bukan Fasilitas Negara
- Jam Tangan Gibran Saat Debat Capres Ternyata Buatan Lokal
- Belajar dari Kasus Mama, Kementerian UMKM Gandeng Advokat Berikan Pendampingan Hukum bagi UMKM
- FOTO: Valentino Bawa Kemewahan Pria di Paris Fashion Week
- VIDEO: Koper Jastipers Borong Produk Kecantikan di Jakarta X Beauty
- Waspada, 7 Kebiasaan Ini Bisa Menyebabkan Batu Ginjal
- Harusnya Korsel, Jepang dan Eropa Terpancing Seperti China Tanam Duit di Sektor Otomotif Indonesia
- Contoh Model Bisnis India, 54 Ribu Apotek dan Klinik Desa Bakal Diintegrasikan di Koperasi Desa
- DJP Tunda Pemandanan NIK dan NPWP Hingga Pertengahan 2024, 'Masih Diuji Sambil Tunggu Regulasi'
- Atasi Masalah Susut dan Sisa Pangan, Bapanas Akan Lakukan Strategi Ini